Nasib
terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda,
dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah
mereka yang mati muda
Makhluk kecil, kembalilah dari tiada menuju tiada. berbahagialah dalam ketiadaanmu
Mimpi saya yang terbesar, yang ingin saya laksanakan adalah, agar
mahasiswa Indonesia berkembang menjadi “manusia-manusia yang biasa”.
Menjadi pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi yang bertingkah laku sebagai
seorang manusia yang normal, sebagai seorang manusia yang tidak
mengingkari eksistensi hidupnya sebagai seorang mahasiswa, sebagai
seorang pemuda dan sebagai seorang manusia
Pertanyaan pertama yang harus kita jawab adalah: Who am I? Saya
telah menjawab bahwa saya adalah seorang intelektual yang tidak mengejar
kuasa tapi seorang yang ingin mencanangkan kebenaran. Dan saya bersedia
menghadapi ketidak-populeran, karena ada suatu yang lebih besar:
kebenaran
Saya ingin melihat mahasiswa-mahasiswa, jika sekiranya ia mengambil
keputusan yang mempunyai arti politis, walau bagaimana kecilnya, selalu
didasarkan atas prinsip-prinsip yang dewasa. Mereka yang berani
menyatakan benar sebagai kebenaran, dan salah sebagai kesalahan. Dan
tidak menerapkan kebenaran atas dasar agama, ormas, atau golongan apapun
Kita seolah-olah merayakan demokrasi, tetapi memotong lidah
orang-orang yang berani menyatakan pendapat mereka yang merugikan
pemerintah
Potonglah kaki tangan seseorang lalu masukkan di tempat 2 x 3 meter
dan berilah kebebasan padanya. Inilah kemerdekaan pers di Indonesia
I’m not an idealist anymore, I’m a bitter realist
Bagi saya KEBENARAN biarpun bagaimana sakitnya lebih baik daripada
kemunafikan. Dan kita tak usah merasa malu dengan kekurangan-kekurangan
kita
Saya tak mau jadi pohon bambu, saya mau jadi pohon oak yang berani menentang angin
Saya tak tahu mengapa, Saya merasa agak melankolik malam ini. Saya
melihat lampu-lampu kerucut dan arus lalu lintas jakarta dengan
warna-warna baru. Seolah-olah semuanya diterjemahkan dalam satu
kombinasi wajah kemanusiaan. Semuanya terasa mesra tapi kosong.
Seolah-olah saya merasa diri saya yang lepas dan bayangan-bayangan yang
ada menjadi puitis sekali di jalan-jalan. Perasaan sayang yang amat kuat
menguasai saya. Saya ingin memberikan sesuatu rasa cinta pada manusia,
pada anjing-anjing di jalanan, pada semua-muanya
Saya putuskan bahwa saya akan demonstrasi. Karena mendiamkan kesalahan adalah kejahatan
Saya tak tahu mengapa, Saya merasa agak melankolik malam ini. Saya
melihat lampu-lampu kerucut dan arus lalu lintas jakarta dengan
warna-warna baru. Seolah-olah semuanya diterjemahkan dalam satu
kombinasi wajah kemanusiaan. Semuanya terasa mesra tapi kosong.
Seolah-olah saya merasa diri saya yang lepas dan bayangan-bayangan yang
ada menjadi puitis sekali di jalan-jalan. Perasaan sayang yang amat kuat
menguasai saya. Saya ingin memberikan sesuatu rasa cinta pada manusia,
pada anjing-anjing di jalanan, pada semua-muanya
Dunia itu seluas langkah kaki,
Jelajahilah dan jangan pernah takut melangkah
Hanya dengan itu kita bisa mengerti kehidupan
dan menyatu denganya
Jepang adalah tanah dan Barat adalah benih. Benih itu ditanam dan
walaupun yang tumbuh pohon barat, Tapi pohon tadi telah mempunyai sifat2
yang khas jepang. Apakah Indonesia sekuat Jepang? Setanpun tak tahu
Orang yang berani karena bersenjata adalah pengecut
Akupun tak yakin (pasti malah) tentang ke-tak-ada-annya nasib,Aku
berpendapat bahwa kita adalah pion dari diri kita sendiri sebagai
keseluruhan. Kita adalah arsitek nasib kita, tapi tak pernah dapat
menolaknya. Kita asing, ya kita asing dari ciptaan kita sendiri
To be human is to be destroyed
Disana, di Istana sana, Sang Paduka Yang Mulia Presiden tengah
bersenda gurau dengan isteri-isterinya. Dua ratus meter dari Istana, aku
bertemu si miskin yang tengah makan kulit mangga. Aku besertamu
orang-orang malang
Realitas – realitas baru inilah yang menghadapi pemuda-pemuda
Indonesia yang penuh dengan idealisme. Dia hanya punya dua pilihan. Yang
pertama, tetap bertahan dengan cita-cita idealisme. Menjadi
manusia-manusia yang non-kompromistis. Orang-orang dengan aneh dan
kasihan akan melihat mereka sambil geleng-geleng kepala. “Dia pandai dan
jujur, tetapi sayangnya kakinya tidak menginjak tanah
Ada pun yang ditempuh, semua jalan berakhir dengan frustrasi. Yang
satu bagai merasa Don Kisot melawan kincir angin, yang lain merasa
sebagai pilot yang tidak pernah terbang
Atau… dia kompromi dengan situasi yang baru. Lupakan idealisme dan
ikut arus. Bergabunglah dengan grup yang kuat (partai, ormas, ABRI, dan
lain-lainnya) dan belajarlah teknik memfitnah dan menjilat. Karir hidup
akan cepat menanjak. Atau kalau mau lebih aman kerjalah di sebuah
perusahaan yang bisa memberikan sebuah rumah kecil, sebuah mobil atau
jaminan-jaminan lain dan belajarlah patuh dengan atasan. Kemudian
carilah istri yang manis. Kehidupan selesai
Dunia ini adalah dunia yang aneh.
Dunia yang hijau tapi lucu.
Dunia yang kotor tapi indah.
Mungkin karena itulah saya telah jatuh cinta dengan kehidupan.
Dan saya akan mengisinya, membuat mimpi-mimpi yang indah dan membius diri saya dalam segala-galanya.
Semua dengan kesadaran.
Setelah itu hati rasanya menjadi lega
Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami
adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak
mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat
mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai
tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama
rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus
berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik
gunung
Bidang seorang sarjana adalah berfikir dan mencipta yang baru,
mereka harus bisa bebas dari segala arus masyarakat yang kacau. Tapi
mereka tidak bisa terlepas dari fungsi sosialnya. Yakni bertindak demi
tanggung jawab sosialnya, apabila keadaan telah mendesak. Kaum
intelejensia yang terus berdiam di dalam keadaan yang mendesak telah
melunturkan semua kemanusiaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar